Kamis, 23 Maret 2017

5 Media Ini Bisa Membantumu Latihan Menulis Setiap Hari

5 Media Ini Bisa Membantumu Latihan Menulis Setiap Hari
5 Media Ini Bisa Membantumu Latihan Menulis Setiap Hari
Untuk memperoleh hasil tulisan yang baik, runut, dan enak dibaca tidak diperoleh dalam waktu yang singkat. Butuh latihan dan latihan butuh waktu. Mungkin, ada beberapa individu yang memang cepat belajar, dan cepat menangkap ilmu. Mereka ini golongan orang-orang yang beruntung, bisa menulis dengan baik. Lalu, bagaimana dengan orang-orang, seperti saya? Tentu saja dengan latihan dan latihan.

Latihan menulis fiksi, tidak melulu berpedoman pada karya tulis fiksi, tapi juga karya tulis non-fiksi. Pernah terpikirkan bahwa fiksi ada karena non-fiksi? Yup, imajinasi yang kita miliki sebenarnya adalah kumpulan dari dunia nyata yang kita reka ulang dengan improvisasi. Untuk itu, penulis fiksi juga disarankan untuk menulis non-fiksi sebagai bahan latihan.

Latihan menulis haruslah setiap hari – ini kalau kamu benar-benar ingin cepat lancar menulis -. Tidak perlu dalam bentuk banyak alinea-alinea, cukup beberapa kata saja sudah bisa menjadi latihan. Di bawah ini merupakan 5 media yang bisa kita gunakan untuk melatih tulisan dan tata bahasa kita.

1 | Buku Harian

Pernah menulis buku harian? Saya yakin, pernah.

Dulu, ketika jaman belum heboh dengan media sosial, saya mempunyai buku harian. Di buku tersebut tergores curhatan-curhatan terselubung, ucapan sumpah serapah, dan keinginan-keinginan. Sadar tidak, jika menulis di buku harian mau tak mau kita akan terbiasa menulis cerita? Memaparkannya dengan jelas sampai-sampai ada unsur pendapat diri kita sendiri di sana. Alangkah baiknya, jika sekarang kita menggunakan buku harian untuk mengasah kemampuan menulis kita.

Jangan lupa, menulis buku harian pun haruslah sesuai EYD. Okelah, kalau tidak ingin bahasa baku. Tapi, paling tidak, jangan typo.

Saya ingatkan kembali, peduli bukan perduli.

2 | Blog

Terus terang, sampai sekarang saya melatih tulisan melalui media blog. Selain untuk menambah pundi-pundi uang receh, melalui blog saya bisa melihat perkembangan tulisan saya. Semacam arsip pribadi. Iseng-iseng pun saya sering lihat arsip lama pada blog. Membaca ulang tulisan saya kala masih unyu-unyu di sana. Memang benar, tulisan saya semakin dewasa dan matang.

Jadi, sekarang blog seperti buku harian yang bisa dibaca untuk umum. Eits, jangan melulu curhatan ya, tidak baik. Lebih baik kita belajar untuk menulis.

3 | Facebook

Seringkali saya melihat status-status bertebaran di facebook. Mereka bercerita mengenai kena musibah sampai memperoleh keberuntungan. Di sini, kita juga bisa belajar menulis dengan tak melupakan tata bahasa tentunya. Lebih enak toh, menulis sambil cerita keseharian kita di facebook.


4 | Twitter

Saya pernah mengikuti workshop menulis di Malang, kebetulan pembicaranya adalah Mbak Windiy Ariestanty, editor dari penerbit Gagasmedia. Mbak Windy bilang, menulis status di twitter pun sebuah latihan. Dari 140 karakter yang disediakan, kita bisa membuat sebuah fiksi mini di sana.

Ada beberapa akun twitter yang menyediakan tempat untuk membuat fiksi mini dari tema tertentu. Silakan ikutan, kali-kali saja diretweet sama adminnya. Seru, loh. Cerita sebanyak 140 karakter. Tempat terbatas tapi tidak membatasi imajinasi.

5 | Instagram

Punya akun instagram? Manfaatkan akun instagram kamu untuk melatih skill menulismu. Bagaimana caranya? Gampang. Kalian bisa mencari gambar, mengunggah ke instagram, lalu sedikit bercerita mengenai foto tersebut. Atau bisa juga dengan membuat cerita fiksi melalui foto tersebut.

Cara ini pun pernah dibahas di kelas menulis bersama penerbit Gradien tahun 2012 lalu.

So, cara di atas merupakan cara yang bisa kita gunakan sehari-hari dalam melatih kemampuan menulis kita. Tidak hanya di buku catatan saja ya, kita bisa menggunakan media di atas sehingga lebih terbiasa.

Selamat menulis!
Previous Post
First

0 komentar: